Untitled
Aku masih bertanya tanya, apa akan arti semua ini. Sejuta pertanyaan akan sebuah hal yang tidak terjawab. Aku ingin mencurahkan semua pelampiasan kekesalan, tapi aku tidak tahu dimana akan ku tumpahkan. Seseorang memang sudah menentukan jalan hidup dan pilihan. Memang sulit dikatakan sebuah kejujuran, tetapi setiap ku berkata jujur, seolah aku jadi serba salah.
Aku manusia, yang tidak pernah luput dari namanya kesalahan. Aku akui memang aku salah, tapi mencoba perubahan adalah langkah awal yang baik dalam membangun kembali sebuah pribadi. Aku sudah dari lama ingin melepas, tetapi takut akan sebuah kesalahan fatal akan terjadi. Mungkin ini adalah waktu yang tepat buatku atau memang sudah diatur ?
Emosi, amarah, semua pelampiasan tidak terbendung. Melontarkan sebuah pukulan keras dan berarti. Entah mengapa ketika ingin memperbarui sebuah hal, selalu ada halangan yang sulit untuk dihindari ? Ini adalah sebuah tantangan tersendiri bagiku. Ketika sebuah hubungan sudah berakhir, semua akan menjadi diam dan dingin.
Mengapa sebuah hubungan itu selalu terkait dengan permusuhan ketika berakhir ? Aku tidak ingin begini, tapi rasa itu memang ada dan aku coba meredam semua amarah. Tapi, semua sudah berakhir dan kenyataan berubah arah sekarang. Aku bertujuan untuk mampu berubah lebih baik dan aku tidak sanggup dalam waktu singkat.
Sementara itu, ketika pembaruan hubungan terkait dengan masa lalu, maka tidak ada arti lagi. Masa lalu itu layaknya sebuah barang. Setelah sudah lama, maka akan berkurang nilainya. Tapi itu tergantung jenis barang yang bagus dan indah untuk dipandang oleh orang.
Ironis memang, tapi itu lah kehidupan. Ada saatnya manusia itu membuang dan terbuang. Hukum alam berlaku bagi manusia layaknya di hutan. Semuanya akan terbongkar dan melemah hingga akhirnya mati. Semua ada waktunya, jika sebuah gagal, maka akan ada yang lebih indah lagi disediakan. Sebagai seorang biasa, aku hanya mampu berdoa dan merelakan semuanya.
Aku berpikir, jika Tuhan ingin mengambil sesuatu yang berarti bagiku, maka aku harus melepasnya. Karena "DIA BUKAN SEPENUHNYA MILIKKU". Itu adalah sebuah motto hidup yang terniang dalam benakku. Sebagai orang biasa, hanya mampu berharap yang lebih baik dari sebelumnya yang ia capai.
Memang berat ketika melepas, tapi hanya dalam kurun waktu tertentu itu akan hilang walaupun luka itu masih ada membekas. Sakit memang, tapi sekali lagi ini adalah sebuah kehidupan. Jalan yang harus ku lalui masih panjang dan banyak hal yang harus ku ketahui.
Apa hal yang membuat orang berubah menjadi drastis dari sebelumnya ?? Salah satunya adalah pengekangan. Ketika terbelenggu, maka seseorang tidak dapat berbuat apa-apa, selain dari turut dan taat layaknya sebuah keledai dungu. Aku sempat berpikir hal itu terjadi dalam perjalanan hidupku. Setiap orang yang terkekang, ingin bebas. Mereka akan mencari kebebasan diri dan berlari layaknya seekor kuda di padang rumput mengejar kebebasan.
Dan aku adalah kuda itu. Aku mencari kebebasan dari belenggu masa lalu yang pahit ku rasa. Aku meringkik dengan mengentakkan kaki ke tanah. Lalu kemudia mencari arah dan tujuanku. Pada dasarnya, semua orang tidak ingin merasa terbelenggu akan sebuah peraturan.
Manusia itu diciptakan untuk bersosialisasi. Dan jikalau ada seseorang beranggapan sosialisasi itu tidak penting, maka dia sudah salah persepsi dan pemikirannya. Pada akhirnya, semua akan membenci dirinya walaupun itu hanya dibalik layar.
Mereka hanya berpura-pura senyum dihadapan orang itu, sementara dibalik layar mereka berakting dalam sebuah skenario yang sudah dirancang sebelumnya. Hal ini adalah sebuah tindakkan munafik yang dilakukan untuk menutupi belang.
Benar kata lirik lagu "DUNIA INI HANYA PANGGUNG SANDIWARA" aku dan mereka adalah pemain yang akan memerankan karakter pribadi dalam sebuah sandiwara kehidupan. Secara sadar atau tidak sadar, hal ini sering dilakukan semua orang. Dan tidak terkecuali siapapun itu pasti pernah melakukannya.
Terkadang juga manusia tidak merasa konsisten dalam mengucapkan sebuah perkataan. Alhasil, dari ucapan itu akan muncul kontroversi dan berujung dengan sebuah pertengakaran. Memang sulit mengerti seseorang dengan kebutuhan perhatian lebih. Tapi, tidak ada salahnya jikalau mencoba untuk perhatian.
Salah ucap, caci makian, sindiran dan segala hal akan mewarnai semua ini. Ibarat kata, seperti memperindah "tampilan" saja. Kurang perhatian, amarah, emosi, dan tidak pengertian adalah bumbu yang akan menambah cita rasa kepedihan.
Aku merasa tidak sanggup dari dulu memberikan semua perhatian. Dan aku sudah dikecewakan terlebih dahulu sebelum kejadian itu. Jadi, jangan salahkan jikalau seseorang berubah karena akibat perbuatan dimasa lalu.
Penceriteraan lalu hanya akan membawa luka dalam dan masih ku ingat sampai sekarang luka itu. Ingin ku hapus semua ingatan, semua hal yang sudah membekas. Ingin menghapus dengan kuat, dada ini dari semua hal, pundak dan genggaman jari serta senyuman pahit.
Semua hal itu serasa tidak ada arti lagi dan akan hilang dalam kurun waktu yang akan menjawabnya. Merasa sedih dan harus dilalui, karena tanpa ada hal ini, maka tidak ada sebuah pelajaran kan ku dapat.