Pupusnya harapan si pemimpi
Hari ini adalah sebuah berkat baru yang diberikan yang Maha Kuasa kepadaku. Dia memberikan kesempatan lagi untuk ku dalam melakukan karya. Hari ini juga merupakan sebuah tindakkan bodoh yang sudah aku lakukan pada waktu yang lampau. Tidak adanya arah dan tujuan, kemana dan darimana, aku pun tidak tahu. Rasa sakit dalam dada sudah meradang dan sangat membekas. Begitu pedih rasanya ketika Maha Kuasa berkata lain terhadap tindakkan yang sudah kita lakukan.
Harapan dengan adanya masa depan yang cerah rasanya pupus sudah. Tiada lagi peluang dan harapan untuk bangkit kembali. Andaikan seseorang dapat menguliti tubuh dan perasaan ku, mungkin dia akan tahu luka apa yang ada dalam hatiku saat ini. Aku serasa tidak memiliki jalan lain lagi, semuanya jalan buntu dan tidak ada jalan kembali.
Aku serasa dalam ruangan labirin, merasa kebingungan tanpa ada arah yang jelas untuk keluar dari masalah. Sudah sekian kalinya aku merasakan sebuah kekecewaan berat. Aku sudah pasrah dan tidak tahu lagi apa yang harus aku katakan. Rasa kekecewaan yang berat, sangat berat dan aku salah telah memberikan sebuah kepercayaan kepada manusia.
Tidak seharusnya aku melakukan hal ini sejak pertama kalinya. Seiring itu juga, aku bertanya kepada Maha Kuasa, "Kapankah Engkau akan memberikan aku jalan keluar..? Aku sebagai manusia berdosa, tidak mampu lagi menahan setiap derita yang sudah menyiksa batin, mental dan pikiran ku." Hanya kalimat itu yang sering terucap dari mulut kotor ini.
Tuhan, kemanakah aku akan melangkah...?? Kemanakah tujuanku nantinya..?? Akankah Engkau mengabulkan doaku untuk menyenangkan kedua orangtuaku seperti yang ada dalam perintah Mu dalam sebuah ayat..?
Engkau tahu apa harapanku dan engkau tahu juga mimpi dan cita citaku. Tapi, mengapa aku harus begini wahai Yang Maha Kuasa...? Musuh didepanku saat ini, aku bergelut dalam kekhawatiranku sebagai manusia biasa. Aku gentar menghadapi masa depan karena aku sudah salah langkah dari awal.
Aku hanya menunggu, menunggu ketika Maha Kuasa memberikan sebuah petunjuk. Menunggu sebuah waktu dimana Tuhan akan bertindak. Tapi, mengapa semua tidak tepat pada waktunya. Ketidakpastian yang berlarut larut dalam sebuah penantian tiada berujung.
Aku mendengar semua cerita, cerita dari kalangan orang yang memiliki pendidikan tinggi tetapi pada akhirnya mereka gagal. Aku berharap tidak mengalami hal yang sama dengan mereka. Tapi, akan kah...??
Ntah lah, aku sebagai manusia hanya bisa berencana dan Maha Kuasa menentukan.
Semua luapaan perasaan yang aku rasakan, aku tumpahkan dalam tulisan yang tidak berarti ini. Aku sebagai penulis merasa rendah dan tidak ada artinya lagi. Merasa tertekan, kontan membuat aku putus asa. Sering aku mengalami kekecewaan dan tak jarang juga aku merasa tiada memiliki masa depan yang cerah seperti yang aku harapkan.
Mereka terus bertanya kapan kepastian itu akan datang. "Kapan, kapan, kapan dan kapan waktu itu tiba..?". Aku merasa kecil harapan dan tidak berdaya menghadapi pertanyaan yang menyesakkan dalam dada. Aku mengeluh bukan karena aku saja yang merasa, tetapi mereka juga. Mereka dan yang lain sudah menunggu sebuah kepastian itu sejak lama.
Mungkin mereka yang disana hanya mampu berkata sabar dan berdoa. Apakah mereka pernah berpikir bagaimana perasaan kami, jikalau seandainya kami merasakan tertekan dan merasa sesak ketika ditanyakan sebuah kepastian itu..? Apa mereka hanya mempermainkan saja layaknya sebuah mainan ? Mungkin kami, aku dan mereka sudah geram dengan kata kata itu. Kata kata yang membakar perasaan dan telinga kami.
Ingin protes, tetapi kami dibungkam dengan kalimat dengan kata sabar dan berdoa. Tiada mampu melawan maupun berkomentar lebih lanjut. Kami seperti kerbau dungu, ditarik dengan hidung ditusuk. Banyak cara lain ditawarkan kepada kami, tetapi kami bingung. Kami juga bukan seorang yang kaya akan harta, memiliki harta yang melimpah. Kami adalah anak dari sebuah keluarga sederhana, setiap tetesan keringat itu sangat berharga bagi kami dalam menghasilkan uang.
Kami adalah seorang pemimpi kecil dan berharap sebuah mimpi besar akan datang menjemput kami. Harapan kami pupus sudah termakan oleh ruang dan waktu.
Aku teringat ketika orangtua sudah berkata dengan yang lain bahwa aku, anak mereka akan mendapatkan sebuah masa depan yang indah di negri orang. Serasa pedih dan tak sanggup lagi aku menerima semua ini. Sempat terlintas untuk mengakhiri semua ini, tetapi ada sebuah perkataan lain yang berkata tidak, karena jalan masih panjang untuk dilalui.
Aku meniti kehidupan dengan susah payah, dengan banyak rintangan dan cobaan yang datang menerpa. Dalam cobaan aku berdoa dan meminta kepada Maha Kuasa untuk memampukan dan pada akhirnya Dia memberikan aku kekuatan, tapi ketika aku berdoa untuk sebuah ketidakpastian ini, mengapa tidak ada jawaban..? Dan mengapa hanya kekecewaan yang selalu aku terima..? Kemanakah Engkau wahai Maha Kuasa ? Apakah ini yang harus aku terima ketika aku sudah mengikuti ajaranMu..? Aku tidak tahu lagi kemana akan mengadu, kepada siapa lagi, dan kapan aku mengadu.
Tuhan, aku interupsi, akuuu interupsi...!! Mengapa hal ini tidak ada mendapat tanggapan yang positif..? Aku sudah merasakan kecewa yang terlalu. Engkau mengatakan semua akan indah pada waktunya, tapi, lihatlah sekarang Tuhan.. Apakah ini yang Engkau namakan indah pada waktunya..?? Semua hanya kecewa yang aku terima, aku salah mengandalkan seorang manusia. Aku salah Tuhan...!! aku salah langkah Tuhan..!! aku tidak tahu kemana aku akan melangkah. Aku ingin melanjut tapi aku sudah terlanjur kecewa..!
Aku bersujud dalam doa dan berkata
TUHAN, JIKALAU INI BUKAN JALANKU, BERIKAN AKU JALAN LAIN YANG TERBAIK SELAIN DARI JALAN YANG SUDAH SALAH KU MELANGKAH. AKU RELA MELEPASKAN JALAN INI. AKU HANYA BERHARAP MASA DEPANKU CERAH. AKU INGIN MEMBUAT KEDUA ORANGTUAKU BANGGA DAN ENGKAU AKAN DIPERMULIAKAN. AKU TIDAK INGIN MEREKA KECEWA BERAT TUHAN, AKU SANGAT MENGHARGAI SEMUA USAHA YANG MEREKA LAKUKAN DEMI AKU. AKU TIDAK SANGGUP TUHAN, AKU TIDAK SANGGUP MELIHAT MEREKA MENDERITA KARENA AKU.
AKU TAHU TUHAN, AKU MANUSIA BERDOSA, AKU HANYA CIPTAANMU YANG MERASA GAGAL. TUHAN, ENGKAU TAHU APA YANG AKU PINTA SAAT INI DAN BEGITU JUGA MEREKA TUHAN. AKU DAN MEREKA MENGALAMI HAL YANG SAMA, SAMA SAMA KECEWA DALAM PENANTIAN TIADA BERUJUNG DAN KETIDAKPASTIAN.