Mujizat dalam kesusahan


Ini adalah pengalaman pribadi saya dan ini benar terjadi. Kali ini saya mau sharing mengenai berkat Tuhan yang ada dalam hidup saya. Sudah banyak yang saya terima dari Tuhan, luar biasa berkat Tuhan Yesus. Kali ini ceritanya mengenai mujizat dalam proses kelulusan saya.

Banyak sekali cara Tuhan dalam menolong umatnya yang berseru kepada Nya. Siapa pun itu pasti akan dibantu dan tentunya kita juga memerlukan waktu dalam menunggu jawaban Tuhan tadi. Kejadian ini bermula ketika saya berada duduk di bangku sekolah menengah kejuruan, tepatnya saya kelas 3. Kejadian ini pun terjadi pada tahun ini juga. Memang kalau namanya udah kelas 3 pasti ada aja halangan yang selalu mengganggu semua kegiatan kita. Tidak peduli, apakah itu masalah dengan teman, keluarga pelajaran dan lain sebagainya. Mungkin itu adalah masa pubertas yang ke-2 kalinya dan saya juga bandel pas kelas 3. Kan kalau lagi masa pubertas itu, semua hormon dalam tubuh akan bergejolak terus sampai pada akhirnya akan berhenti juga.

Nah ketika saya berada di dalam kelas, saya merasakan suasana yang nggak enak dan berbeda dari suasana  di kelas 2 yang pernah saya tempati dulu. Ya, saya ketemu teman-teman baru dan ada juga teman yang lama dalam 1 kelas. Merasa bosan, itu adalah pertama kali saya masuk kelas. Ntah kenapa saya merasakan itu, biasanya kalau masuk kelas baru saya akan senang dan berkenalan dengan teman baru. Tapi ini sungguh berbeda dari sebelumnya di kelas 2.

Rasa kebosanan itu pun makin hari makin menjadi dan tidak berhenti. Dalam pelajaran, mengikuti les tambahan di sekolah dan tempat kursus pelajaran lain sangat tidak mau saya lakukan. Badan rasanya berat dan tidak ada semangat. Ini terus terjadi hingga ujian semester ke-6. Gara-gara rasa bosan tadi, nilai saya yang dulunya bagus menjadi turun drastis. Ditambah lagi banyak masalah saya dengan dalam keluarga yang membuat saya pusing.

Tiap hari saya merenung dan berkata sendiri didalam kamar sesudah kejadian itu. Saya merasa berubah total dari dulunya rajin belajar dan semangat belajar yang tinggi sekarang sudah tidak ada lagi. Saya meratapi semua kejadian yang berlalu. Mencoba melakukan evaluasi dalam diri, tapi tidak ketemu jalan keluarnya. Selalu saja ada hambatan yang menghalangi saya dan hal itu membuat saya bingung dan menjadi tidak peduli lagi dengan semua orang.

Tiap hari saya berdoa dan bertanya dalam doa saya. "Tuhan, sampai kapan hal ini akan berakhir..?? Aku sudah tidak tahan lagi." Itu yang paling sering saya ucapkan dalam doa. Sambil saya meneteskan air mata ketika berdoa, tiba-tiba ada hembusan angin melintas didepan saya. Sontak, saya kaget dan menegakkan kepala untuk melihat apa yang terjadi. 

Ternyata..... tidak ada siapa-siapa didalam kamar saya. Pintu dan jendela tertutup rapat, saya juga tidak menggunakan alat pendingin dalam kamar. Tapi kok ada ya hembusan angin...?? Saya heran dan mulai merinding sendiri. Sampai akhirnya saya mengakhiri doa tadi dan langsung tidur hampir menjelang tengah malam.

Kejadian itu beberapa kali saya rasakan ketika berdoa tengah malam. Dan pada esok harinya saya coba bertanya pada mama. Mama saya seorang pengembala jemaat juga di gereja dan mampu melihat hal metafisik. Nah dari situ saya berniat untuk bertanya, tapi mama sama sekali tidak tahu.

Suatu hari saya mulai mengira kalau itu adalah sesosok hantu yang menunggu dikamar saya. Tapi saya coba sekali lagi meyakinkan diri kalau tidak ada hantu mau nongkrong dikamar saya. Lagi pula ngapain dia nongkrong....?? Kan ga ada yang spesial dikamar tidur saya. 

Hari lepas hari, saya menjadi frustasi dengan namanya kehidupan. Merasa jenuh yang sudah sampai ke ubun-ubun dan serasa tidak mau belajar lagi. Saya pun memtuskan untuk ketemu dengan pacar saya dan bercerita hingga saya meneteskan air mata  karena saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan dengan kejadian yang sudah lewat dengan nilai saya yang hancur-hancuran.

Tapi, melalui pacar saya Tuhan membuka jalan. Dia selalu mendukung saya ketika saya merasa drop akan nilai dan ujian akhir nasional yang tinggal hitungan lebih kurang 2 minggu. Setelah bercerita, saya berinisiatif untuk mengajak dia pergi ke sebuah tempat ibadah pada untuk berdoa pada minggu depan.

Pada minggu berikutnya, saya jalan dengan dia ke tempat ibadah itu dan berdoa disana. Sungguh saya berdoa sambil meneteskan airmata lagi. Saya mencoba menceritakan semua yang saya alami kepada Tuhan dan saya bernazar kepada Tuhan. Setelah saya berdoa, saya pun membasuh airmata dan pulang dengan pacar karena hari sudah menjelang malam.

Ujian nasional sudah mulai dekat tinggal hitungan hari saja. Guru-guru sudah banyak memberikan semangat dan peran mereka dalam memberikan ilmu sangat berjuang ekstra. Dan mereka juga mendoakan kami semua agar lulus pada ujian penentu ini. 

Setelah saya mendengar ucapan dari seorang guru yang mampu membaca ilmu jiwa seseorang dan bisa dikategorikan ilmu psikologi. Nama guru itu adalah adalah Ibu Tri Handayani. Saya terkejut dengan apa yang guru saya katakan, sontak saya termenung dan dari hal itu saya mulai mendapatkan titik terang dan dari situ juga lah jawaban dari Tuhan mulai terbuka. Ketika guru yang satu ini menyemangati saya dan ia juga menaruh kepercayaan diri untuk mampu berjuang bersama dengan teman di kelas saya. Sungguh, saya menjadi terpacu dan rasa semangat belajar itu ada lagi.

Ujian pun sudah didepan dan tinggal hitungan jam saja. Seperti biasa, sebelum ujian saya dan murid yang lain berdoa semoga ujian nanti lancar dan nilainya bagus serta kami lulus semua. Tak saya sangka, ternyata saya mampu menjawab soal ujian tadi dengan baik. Padahal saya tidak tahu sebelumnya dari mana yang akan saya pelajari. Walaupun begitu saya tetap bersyukur kepada Tuhan karena sudah membantu saya. Selama ujian saya merasa ringan dalam menjawab soal ujian dan merasa deg-degan dengan hasilnya.

Setelah selesai ujian nasional berakhir, maka saya pun bersyukur kepada Tuhan dan bedoa agar hasilnya bagus dan kalau seandainya rata-rata 70 saya sudah merasa senang sekali. Selang beberapa minggu, hasil ujian pun sudah ada ditangan guru saya. Kami semua merasa deg-degan apalagi saya yang rasanya jantung itu mau copot, karena hasil ujian ini adalah "batu loncatan" saya di masa akan datang. Kalau saya tidak lulus, habis lah saya diomelin sama papa dan mama. Apalagi papa, bisa jadi saya di tunjang nya, kalau tidak lulus. Tapi hal itu saya tampikkan dalam pikiran, ga ada orangtua yang kejam sama anaknya sendiri. 

Guru pun mulai membagikan amplop yang berisi surat pernyataan lulus dari dinas pendidikan. Dan guru menyuruh kami membuka surat itu nanti dirumah. Tapi karena kami tidak sabar, langsung membuka amplop tadi, ternyata saya lulus dan begitu juga teman-teman saya yang lain, mereka juga lulus. Puji Tuhan akhirnya kami lulus semua. Lalu guru memberitahu acara wisuda yang akan dilaksanakan setelah kami lulus sekalian diberikan hasil ujian nasional kepada kami semua.

Selang beberapa hari, akhirnya saya pergi ke tempat wisuda di salah satu hotel di Medan. Sebenarnya saya sudah tidak mau datang, tapi karena saya pikir ini adalah acara terakhir bertemu teman-teman dan saya juga pada saat itu merasa sakit terkena gejala Tifus. Saya sebelum berangkat memohon doa dan kekuatan kepada Tuhan untuk dimampukan menghadiri acara wisuda. Dan akhirnya saya berangkat ke hotel itu.

Sampai di hotel, acara langsung dimulai, dalam tiap kelas dipanggil orang perorang untuk maju ke panggung dan menerima surat keterangan lulus beserta nilai dan kalung penghargaan. Beberapa menit setelah kelas lain sudah dipanggil, akhirnya kelas saya dipanggil dan kami menuju panggung. Saya merasa deg-degan ketika nama saya disebut beserta nilainya. Saya mulai berpikir, pasti nilai saya itu pas-pasan. Tapi, Tuhan menambahkan sesuatu yang diluar akal pikiran saya. Sebelumnya saya sudah mengira dan mempredikisi nilai akhir saya pasti dapat rata-rata 70 ternyata Tuhan berkehendak lain, Dia memberikan saya nilai diatas rata-rata 80...!!!

Saya kaget dan susah untuk berkata-kata lagi. Saya hanya mampu terdiam layaknya orang bisu melihat hasil ujian saya tadi. Saya merasa tidak percaya kalau kejadianya seperti itu. Ingin menangis dan berteriak untuk mengucapkan syukur adalah hal yang pertama akan saya lakukan, tapi kan nggak mungkin nanti saja di rumah saya melakukan hal itu. Tapi kalau bersyukur itu memang wajib.

Dari situlah iman saya dikuatkan lagi oleh Tuhan. Tidak terbayangkan kejadian seperti itu terjadi dalam hidup saya sendiri dan luar biasa sekali... Berkat Tuhan sungguh melimpah dalam hidup saya.

Nantikan kelanjutan cerita pengalaman saya dan berkat Tuhan lainnya dalam kehidupan saya.
Comments
0 Comments

0 Bacotan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...