Pengharapan yang hampir sirna


Ketika aku mendengar berita itu, serasa tidak percaya akan semua ini. Aku hanya mampu berharap yang tidak lebih diharapkan oleh si pemimpi kecil. Aku rasanya tidak dapat menerima beban ini dan rasanya sungguh berat  sekali yang aku tanggung. Aku masih bertanya tanya, kapan kah jawaban itu akan datang.

Memang penantian sangat melelahkan dan tidak ada berujung dengan sebuah kata pasti. Harus menunggu lebih lama lagi dengan semua hal yang sudah ku alami. Baru saja aku merasakan moment indah dan sekarang harus dihempas lagi dengan perkataan yang menyakitkan di hati ini. Aku mulai banyak berpikir dan membuat aku lelah dengan semua ini. Semua pengalaman dan pembelajaran berharga dari garis kehidupanku ini.

Aku hanya mampu berharap dan melakukan usaha maksimal, tapi lihatlah sepertinya tidak ada hasil yang pasti ku rasakan hingga kini. Semua orang sudah bertanya tanya akan kejelasan, tapi aku tidak tahu harus bagaimana lagi berbuat dan menjawab semua pertanyaan mereka.

Aku bercerita bukan sekedar melampiaskan semua perasaan yang ku alami, aku hanya ingin berbagi pengalaman pahit yang mungkin bisa menjadi pembelajaran bagi para pembaca. Disatu sisi, aku merasa tidak nyaman dengan keadaan ini dan lain hal dengan mereka yang hanya mampu "lepas tangan" atas kami disini. Sebuah pernyataan yang mengundang kontroversial buat aku dan mereka.

Ketika aku bercerita dengan mereka, mereka merasa sedih akan nasib kami disini. Aku tidak berharap banyak dari mereka. Hanya sebuah pinta kecil yang menurut aku dan mereka sangat berharga sekali. Harapan akan adanya masa depan kami saat ini. Aku berpikir jikalau berharap jangan kepada manusia secara sepenuhnya, karena mereka dapat membuat sebuah kekecewaan terhadap harapan itu. Aku tetap berpegang kepada kalimat itu.

Memang benar apa yang dikatakan, dan saat ini aku sudah menginjak usia yang dewasa, mengakhiri masa remaja ku kali ini. Aku pun hanya memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk menjawab doa ku dan kami semua. Serasa tidak tega melihat kejadian ini, aku menitikkan air mata. Aku hanya mampu menatap mereka dan tidak dapat berbuat apa apa lebih banyak demi mereka. Aku ingin membantu mereka, tapi apa daya, aku bukan siapa siapa saat ini dan aku tidak memiliki harta benda dengan semua kelimpahan.

Aku hanya berharap sekali kepada Mu, Tuhan. Aku berharap sekali kepada Mu, Tuhan untuk menjawab semua seruan doa ku yang selama ini ku panjatkan kepadamu. Aku tahu sebagai seorang manusia berdosa, hanya mampu berharap dan memohon ampunan kepada Mu, ini adalah sepenggal doa yang ku panjatkan.

Aku berseru, aku berteriak dan aku menangis dalam doa. Terkadang, aku merasa jikalau semua ini seperti tidak direstui oleh Maha Kuasa. Aku merasa bahwa Yang Maha Kuasa telah pergi jauh meninggalkan ku ketika aku dalam kesusahan ini. Sekarang, aku hanya bisa pasrah saja dan memulai lagi kehidupanku yang baru.

"God would fullfill His promises to us." Satu kutipan yang selalu membangkitkan secercah harapan kecilku kembali. Dia berjanji untuk menepati janjinya kepada setiap orang yang selalu berharap padaNya. Dan aku berharap hal itu segera terjadi dan menyatakan sebuah karunia dari Tuhan itu adalah indah.
Comments
0 Comments

0 Bacotan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...