Pelestarian "Bonapasogit' di Samosir


Danau Toba.....?? yup, danau yang terletak di provinsi Sumatera Utara ini menyimpan berbagai macam keindahan dan panorama serta keanekaragaman hayati didalamnya. Danau ini merupakan danau terbesar di kawasan Asia tenggara dan juga sangat terkenal akan kebudayaan khas dari etnik masyarakat batak dan juga pemandangan alam dari pulau Samosirnya.

Danau Toba merupakan kawasan objek wisata yang sangat terkenal di Sumatera Utara dan tidak hanya sebagai kawasan wisata saja, tetapi sudah menjadi tempat pemukiman padat penduduk. Kehidupan masyarakat disana pun semakin ramai seiring peningkatan jumlah penduduk yang tiap tahun bertambah banyak. Rata - rata penduduk disekitar danau berprofesi sebagai penjala ikan, petani, wirausahawan, membuka hotel dan ada juga yang berkerja pada bidang instansi pemerintah maupun swasta. Untuk mencari tempat penginapan pun tidak lah sulit lagi, karena disana sudah banyak hotel dan tempat penginapan yang bagus dan memiliki pemandangan alam tersendiri.

Maka dari itu banyak turis datang berkunjung kesana. Baik itu turis lokal dan turis mancanegara yang singgah untuk menikmati keindahan danau Toba. Keindahan danau Toba ini pun menjadi omset pemasukan bagi devisa negara, terutama dalam bidang pariwisata.

Tapi sekarang, siapa yang menyangka, danau yang indah ini sudah mulai tercemar akan limbah - limbah hasil pengolahan masyarakat sekitar danau. Hasil dari limbah tersebut dapat berupa pembuangan sampah baik dari rumah - rumah penduduk, sampah anorganik yang banyak berserakkan mulai dari kantong plastik, kaleng minuman dan berbagai jenis lainnya. Berbagai usaha pun sudah mulai dikembangkan oleh masyarakat dan juga pemerintah untuk memajukan kembali pariwisata di Sumatera Utara, khususnya kawasan wisata Danau Toba.

Belakangan tahun ini, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke kawasan ini sudah mulai berkurang, paling sering yang berkunjung adalah wisatawan lokal maupun luar daerah. Tentu saja hal ini meresahkan bagi masyarakat sekitar. Bagaimana tidak, dengan berkurangnya kunjungan wisatawan maka omset pendapatan mereka semakin berkurang dan itu akan mengancam kelangsungan hidup mereka. Pelestarian lingkungan di kawasan objek wisata danau toba ini sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.


Dampak dari akibat dari rusaknya ekosistem alam di sekitar danau tersebut menyebabkan penurunan drastis dari kunjungan wisata kesana.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembalikan keindahan alam danau tersebut, diantaranya memasang poster "DANAU TOBA BUKANLAH TEMPAT SAMPAH" yang di pajang di setiap titik kunjungan dan di berbagai tempat, tak terkecuali alat transportasi penyeberangan menuju pulau Samosir. Hal ini dilakukan karena banyaknya sampah yang mengapung di tengah danau sehingga menyulitkan petugas untuk membersihkan sampah tersebut.

Selain dari itu untuk melestarikan lingkungan juga disediakan tempat sampah umum. Tapi sayang nya tempat sampah itu ada beberapa yang tidak berfungsi lagi, alias rusak bahkan tidak terpelihara sama sekali. Sungguh  saya merasa kecewa dengan hal itu. Padahal kalau seandainya masyarakat mau merawat dan menjaga kelestarian lingkungan pasti mereka akan sejahtera.


Tidak hanya itu, gerakan menanam 1000 pohon pun dilakukan disana. Tujuan diadakannya kegiatan penanaman pohon adalah menciptakn kembali suasana hutan sejuk disana, sebab disana sudah ada penebangan liar dan pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian baru di perbukitan. Manfaat lain dari kegiatan ini selain menciptakan suasana yang sejuk dan asri juga hasil dari penanaman pohon ini dapat kita ambil sendiri. Tapi tentu saja kita harus ikut menyumbang 1 pohon untuk kegiatan ini. Pohon yang ditanam pun bervariasi dapat berupa buah - buahan, pohon cemara, dan tanaman hijau lainnya. Kegiatan ini dilakukan di lokasi taman Eden di kawasan Parapat.

Gerakan pembersihan danau Toba juga dilakukan oleh aktivis masyarakat sekitar danau. Salah satu dari mereka adalah Bu Annette Horschmann. Ibu ini berjuang demi kelangsungan pelestarian lingkungan danau. Beliau juga mengabdi untuk membantu kegiatan Go Green di kawasan danau. Beliau juga ikut membantu dalam kegiatan sosial dimasyarakat seperti pembersihan tanaman eceng gondok yang semakin meningkat tajam perkembanganya, kegiatan tidak membuang sampah di danau, pengolahan limbah sampah eceng gondok di lingkungan masyarakat, pengolahan limbah dari keramba - keramba ikan di danau (pembudidayaan ikan) dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan sosial untuk mendukung penghijauan di lingkungan sekitar danau.

Beliau juga mengajarkan masyarakat sekitar danau menjadi masyarakat yang cerdas dan mampu mengolah seluruh hasil pembudidayaan ikan dan pertanian. Sebagai contoh konkret dan sudah dilakukan oleh masyarakat sekitar adalah pengolahan ganggang menjadi makanan untuk ternak masyarakat. Pengolahanya pun sederhana dan tidak perlu biaya mahal. Cukup bermodalkan pisau pemotong dan kayu sebagai alas untuk memotong ganggang tadi menjadi halus.

Saya rasa beliau pantas mendapatkan penghargaan untuk melestarikan lingkungan alam Danau Toba. Berkat kegigihan dan perjuangan yang dilakukan oleh beliau, maka Danau Toba sekarang sudah membenahi diri dan siap untuk menerima kunjungan wisatawan kesana. Dan berkat dari usaha keras beliau maka masyarakat dI Danau Toba sudah sadar akan pelestarian BONAPASOGIT, istilah lainnya adalah kampung halaman dalam bahasa batak.


Ada juga beberapa masyarakat yang mau menyumbang untuk mengembangkan keanekaragaman hayati di sekitar danau. Diantaranya pembudidayaan ikan Mujair, ikan Pora -Pora dan Udang. Sungguh sangat membantu sekali penyumbangan bibit ikan dan udang tersebut. Jadi bantuan tersebut dapat membantu kehidupan masyarakat sekitar Danau Toba. Dan apabila masyarakat dan pemerintah mau bergerak cepat maka kawasan wisata di Sumatera utara khususnya Danau Toba akan mendatangkan banyak pengunjung. Bisa jadi, Danau Toba mendapat kepopularitasannya kembali seperti dulu dengan jumlah wisatawan meningkat dengan pesat. 

Tidak hanya untuk kawasan danau Toba saja yang perlu dilestarikan, tetapi juga kawasan wisata alam lain yang terdapat di berbagai daerah di seluruh Indonesia harus dikembangkan semua potensi yang tekandung didalamnya. Supaya peningkatan devisa negara mencapai target yang diharapkan dan juga moto " VISIT INDONESIA 2011 " akan terwujud sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia.

Kalau alam kita terjaga kelestariannya, maka kehidupan masyarakat juga akan semakin baik dan meningkat kedepannya.

"Cintailah lingkungan kita demi anak cucu kita di masa yang akan datang"
Comments
2 Comments

2 Bacotan:

harianlahat.com said...

jd kpkran kapan ke samosir.
penasaran. . .


harianlahat.com

Unknown said...

Silahkan berkunjung ke samosir dan kamu dapat menikmati pemandangan alam yang indah.

Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya :)

Salam

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...