Remaja, pintu gerbang sosialisasi HIV/AIDS


Dalam rangka menyambut hari AIDS sedunia yang akan jatuh pada 1 Desember nanti, semua orang didunia akan memenyuarakan kampanye untuk bersosialisasi tentang HIV/AIDS dan cara pencegahannya baik dalam lingkungan sekitar maupun di tempat umum lainnya.

Peran serta mencegah AIDS tidak tergantung umur dan latar belakang seseorang yang mempelopori. Usia muda sampai usia tua mampu mengambil peran dalam memerangi dan mencegah AIDS. Apalagi remaja yang memiliki sifat keingintahuan yang tinggi akan sesuatu dan berani berbuat. Sebagai remaja, peran serta itu sangat dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sosialisasi mengenai penyakit HIV/AIDS baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal.


Peran ini akan sangat didukung dengan adanya orang sekitar yang mau dan peduli terhadap AIDS. Maka dari itu setiap sekolah harus melakukan sosialisasi akan hal ini dan mau untuk mencegah HIV/AIDS di sekitar mereka. Mulai dari hal dalam menjelaskan pengenalan AIDS, cara penularannya bagaimana dan apa dampak yang akan terjadi. Bukan hanya menjelaskan tentang dampak negatif maupun cara penyebarannya, remaja juga harus disadarkan agar peduli dengan ODHA. Sebagai mana kita tahu ODHA adalah orang yang menderita penyakit HIV/AIDS. Mereka bisa jadi seorang korban yang mana kita harus membantu untuk menyembuhkan mereka kembali.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penyebaran HIV/AIDS meningkat :


1. Kurangnya kegiatan sosialisasi dari instansi dan pihak tertentu
2. Tidak jelasnya pengertian dan pengenalan bahaya HIV/AIDS
3. Ketidakpedulian terhadap sosialisasi atau kampanye mengenai HIV/AIDS

Kurangnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat menyebabkan penjangkitan HIV/AIDS semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tidak terbayangkan berapa jumlah orang yang sudah terkena penyakit ini karena tidak adanya sosialisasi HIV/AIDS. Kalau seandainya dari dulu sudah ada kegiatan sosialiasi secara rutin diadakan maka penularan penyakit ini bisa ditekan dan jumlah akan semakin berkurang hingga sekarang. 

Sosialiasi pun dilakukan hanya dalam rangka kegiatan tertentu dan pada masa tertentu juga. Seharusnya, dari sinilah start dan merupakan kunci untuk mencegah penyakit ini. Disekolah pun harus disosialiasikan mengenai hal ini. Supaya para siswa/siswi akan mendapatkan pencerahan serta wawasan baru di sekolah untuk mampu mempelopori kegiatan sosialisasi di beberapa sekolah atau tempat lain yang memiliki fasilitas yang tidak terjangkau didaerah pelosok dalam negri.

Sungguh akan membantu sekali apabila kita menolong sesama dari kegiatan sosialisasi ini. Karena masih banyak masyarakat maupun orang di belahan dunia lain kurang mengerti bahkan tidak mengenal HIV/AIDS serta cara penularannya. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan oleh remaja secara sederhana, seperti di lingkungan tempat tinggal sendiri misalnya sosialisasi kepada anggota keluarga yang belum mengenal HIV/AIDS atau kepada teman-teman yang berada di tempat lain. Dengan adanya kegiatan seperti itu maka kita, para remaja sudah berperan aktif dalam menyelamatkan 1 jiwa dari miliaran orang dimuka bumi.



Pengertian akan penyakit HIV/AIDS masih ada yang "berbelok" dari jalur. Banyak orang yang salah kaprah dengan ini. Makanya banyak orang yang tidak mau tahu dan peduli dengan HIV/AIDS karena salah pengertian. Tidak sedikit orang mengatakan kalau penularan virus HIV melalui jabatan tangan, memakai pakaian si penderita dan lain sebagainya. Itu adalah sebuah kekeliruan yang sudah meluas dikalangan masyarakat. Seharusnya mereka mendapatkan pengetahuan yang benar, eh malah disalahartikan dan masyarakat tadinya antusias jadi tidak minat lagi dengan pengertian HIV/AIDS. Untuk itu mari kiranya kita sebagai remaja Indonesia memperbaiki kekurangan yang sudah ada didepan mata agar kelak hasil dari memberikan pengertian yang benar tentang kegiatan sosialiasi HIV/AIDS dapat membuahkan hasil manis.

Remaja juga mampu dan berani dalam berperan konstant untuk mencegah HIV/AIDS. Dalam potret di kalangan masyarakat, ada juga yang tidak peduli dengan kegiatan / kampanye yang mensosialisasikan HIV/AIDS. Tak jarang juga mereka mengganggap sepele dengan hal yang satu ini. Dan ada juga yang beranggapan kalau itu tidaklah penting dan yang jelas mereka sudah tahu mencegahnya. Seperti pernyataan diatas, sosialisasi itu perlu dan harus dilakukan minimal 1 bulan sekali agar mendapat pengetahuan baru dan cara penanganan serta info penting lainnya. 


Ada juga hal yang kita pahami dalam menolong orang yang menjadi korban AIDS
  1. Memberikan dukungan kepada ODHA
  2. Membantu dalam memulihkan diri mereka
  3. Jangan menganggap mereka musuh yang harus dijauhi
Bukan hanya sekedar pengetahuan tetapi juga praktik dilapangan juga perlu dilakukan. Sebagai contoh kita menolong ODHA dengan cara memberikan bantuan dalam biaya maupun dukungan semangat dan moral kepada mereka. ODHA juga merasa terasing apabila kita menjauhi mereka. Karena bagi mereka, kita adalah jalan untuk membantu mereka yang sudah menjadi korban dari keganasan virus ini. Gerakan semangat juga dapat dilakukan dengan berkunjung ke panti rehabilitasi AIDS yang ada di tempat tinggal sekitar kamu.

Satu dukungan dari kita, maka sejuta harapan buat mereka untuk sembuh lagi. Karena dukungan dan semangat yang menjadi daya dobrak terbesar dan berpotensi untuk mengembalikan jati diri mereka kembali. Tidak hanya dalam pembelajaran kita harus mengerti tetapi juga dalam melakukan praktek di lapangan. Mungkin para remaja Indonesia merasa kesulitan dalam melakukan sosialisasi, tapi selama ada kemauan pasti ada jalan untuk bersosialisasi. Dan dengan adanya keberanian untuk mensosialisasikan HIV berarti kita sudah mendukung badan kesehatan dunia WHO yang mana juga melakukan kegiatan dalam rangka mencegah AIDS.

Membantu sesama merupakan kewajiban kita semua sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Membantu juga tidak pandang bulu. Membantu para ODHA merupakan sebuah jalan harapan bagi mereka untuk kembali sehat seperti dulu lagi. Mereka ingin sekali dipulihkan dari penyakit yang menggerogoti tubuhnya. 

Lantas, bagaimana cara kita sebagai remaja untuk membantu mereka...?? 

Cara yang dapat dilakukan berbagai macam, mulai dari memberikan donasi kepada mereka atau kepada tempat yang menampung mereka, memberikan dukungan agar mereka memiliki semangat hidup lagi, memberikan pengobatan kepada mereka yang kurang mampu. Dengan demikian kita sudah mendapatkan manfaat lebih, dalam konsep agama dan juga sosial.


Perhatian, itu hal yang dibutuhkan oleh ODHA. Mereka butuh diperhatikan dan juga dirawat. Mereka akan terpukul kalau orang menjauhi mereka. Bahkan itu akan mempercepat perkembangan penyakit itu dalam tubuhnya sehingga mereka meninggal dengan cepat. Kita tentu saja tidak ingin mengalami hal itu, baik  di keluarga, teman maupun orang yang kita sayangi pasti tidak mau. Bisakah terbayang dalam pikiran kita seandainya posisi mereka ada pada diri kita ataupun orang yang kita sayangi...??? Tentu kita akan sangat butuh perhatian dan dukungan dari orang lain supaya sembuh. Sama juga seperti mereka menginginkan hal itu terjadi dalam mereka.

Maka dari itu sebagai remaja Indonesia, kita harus gencar-gencarnya melakukan kampanye AIDS kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka mengerti dan mengenal penyakit HIV/AIDS serta tidak memiliki salah pengertian mengenai HIV/AIDS kedepannya. Supaya masyarakat mampu melakukan sosialisasi juga kepada orang lain yang belum mengenal dan mengetahui lebih lanjut mengenai HIV/AIDS. 
Comments
0 Comments

0 Bacotan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...